Rabu, 10 September 2014

Teknologi Baru, Pemain Berhenti Bermain Curang

Mantan wasit asal Inggris, Graham Poll, mendukung rencana Presiden FIFA Sepp Blatter, yang ingin membawa sistem pengambilan keputusan melalui tayangan ulang menggunakan video dalam sebuah pertandingan.

 

 

Sebelumnya, Blatter mempertimbangkan untuk memberikan kesempatan bagi para pelatih mengajukan protes kepada wasit soal keputusan di lapangan. Bila disepakati, maka nanti setiap pelatih bisa mengajukan permohonan tayangan ulang suatu persitiwa per babak pertandingan. Namun, pelatih hanya diperbolehkan memintanya saat laga berhenti, seperti bola keluar atau terjadi pelanggaran.

 

 

Sistem ini sudah digunakan di cabang terkemuka American Football. Sementara di sepak bola, sistem ini kemungkinan besar bakal dicoba di Piala Dunia U-20 2015 yang akan berlangsung di Selandia Baru. "Itu ide yang bagus. Permainan saat ini berlangsung cepat. Pesepakbola lebih licik dari sebelumnya. Sayangnya, itu fakta kehidupan, sehingga wasit butuh bantuan," kata Poll kepada BBC Radio 5 Live.

 

 

Poll menyoroti sebuah insiden handball Thierry Henry pada turnamen play-off Piala Dunia 2010 antara Perancis melawan Irlandia. Akibat kejadian itu, Henry akhirnya mencetak gol dan membawa Perancis melaju ke Piala Dunia 2010 dengan keunggulan agregat 2-1.

 

 

"Semua manusia yang menonton laga di televisi tahu dalam hitungan detik ada sebuah kesalahan yang jelas dibuat oleh satu orang. Tak lain dan tak bukan adalah wasit. Itu sangat tidak adil," lanjut Poll. "Saya mendukung beberapa teknologi dalam sepak bola."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar